Saat ini AS menempatkan 29.000 tentara yang menjalani penugasan rutin di Korsel
Amerika Serikat (AS) menjamin perlindungan bagi sekutunya, Korea Selatan (Korsel), dari serangan Korea Utara (Korut) menyusul insiden di Pulau Yeonpyeong. AS dan Korsel juga sepakat untuk tetap menggelar latihan militer gabungan untuk menangkal serangan berikut.
Demikian kata Presiden AS, Barack Obama. “Korea Selatan adalah sekutu kita sejak Perang Korea dan kami dengan tegas menyatakan komitmen kami untuk melindungi Korea Selatan sebagai bentuk aliansi,” ujar Obama di Washington DC, Selasa 23 November 2010 waktu setempat, seperti dilansir kantor beritaAssociated Press.
Obama dibangunkan dari tidur sekitar pukul 4 pagi pada Selasa waktu setempat untuk menerima kabar adu serang kedua Korea. Akibat berita ini, jadwal kegiatan Obama pun terganggu dan langsung mengadakan rapat dadakan.
Berbicara kepada stasiun televisi ABC News, Obama mengatakan bahwa dia tidak ingin berspekulasi mengenai opsi pengerahan militer AS skala besar atas peristiwa tersebut. Sampai saat ini, pemerintah AS tidak mengeluarkan perintah apapun terhadap 29.000 tentaranya yang berbasis di Korsel.
Dukungan terhadap Korsel juga disampaikan Obama dalam sambungan teleponnya dengan Presiden Korsel Lee Myung Bak Selasa malam. Dia mengatakan bahwa AS akan bekerjasama dengan komunitas internasional untuk mengecam keras serangan Korut yang menewaskan dua orang dan melukai belasan lainnya tersebut.
Pada pernyataan yang dikeluarkan oleh Gedung Putih, kedua presiden sepakat untuk melakukan latihan militer gabungan serta meningkatkan skala latihan untuk mempererat hubungan kerjasama keamanan antara kedua negara.
“Presiden Obama memastikan kepada Lee bahwa AS berdiri bahu membahu dengan sekutu dekatnya, Korea Selatan. Presiden Obama juga mengatakan bahwa Korea Utara harus menghentikan tindakan provokasinya, yang hanya akan berujung pada isolasi lebih jauh,” ujar pernyataan Gedung Putih.
Pada pernyataan tersebut, Obama juga dikatakan mendesak Korut untuk mematuhi perjanjian gencatan senjata dan memenuhi kewajibannya di bawah hukum internasional. Obama juga mengatakan bahwa tindakan Korut ini adalah sebuah tindakan yang serius dan merupakan ancaman besar.
Menteri Pertahanan AS, Robert Gates, juga telah menelepon Menhan Korea untuk menyampaikan keprihatinannya. Gates melalui juru bicara Pentagon, Geoff Morrell, mengatakan bahwa serangan Korut ke Korsel telah melanggar perjanjian gencatan senjata yang ditandatangani kedua pihak pada 1953.
Dia mengatakan bahwa AS tidak melihat serangan Korut ini sebagai tanda-tanda dimulainya perang. Korut dinilai hanya ingin mencari perhatian komunitas internasional.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar