Kebanyakan perokok percaya bahwa dengan merokok, maka dapat menghilangkan stres. Tahukah Anda, anggapan seperti itu sebenarnya salah kaprah.
Menurut para ahli kesehatan, banyak penelitian telah membuktikan hal itu. Merokok sama sekali tidak dapat menghilangkan stres, dikutip dari Methods Of Healing.
Hasil penelitian menunjukkan, pada situasi tertentu kebanyakan perokok memang memiliki tingkat stres lebih tinggi dibandingkan orang tidak merokok. Setelah merokok, mereka berpikir merasa lebih lega dan santai, padahal yang dirasakan itu merupakan bentuk ketergantungan pada nikotin.
Memang benar bahwa Anda bisa merasa lega dan santai saat menghisap asap rokok. Tetapi, sebenarnya hal itu bukan karena rokok. Dengan kata lain, itu semua karena Anda telah kecanduan nikotin sehingga setiap kali stres datang Anda butuh nikotin.
Penelitian ini mengungkapkan fakta sebaliknya. Rokok tidak mengurangi stres, justru sebaliknya, stres Anda bisa meningkat gara-gara rokok.
Contoh sederhananya begini, ketika Anda sudah tidak tahan untuk merokok, sementara di kantong sudah tidak ada uang, maka Anda akan stres.
Atau, ketika Anda berkantor di gedung yang ada larangan merokok, hal ini bisa membuat Anda makin stres. Sudah stres karena pekerjaan, ditambah lagi stres karena tidak bisa memenuhi kecanduan Anda terhadap asap tembakau.
Penelitian kesehatan juga mengungkapkan, orang yang merokok memiliki perubahan suasana hati. Dia merasa bahagia ketika bisa merokok. Itu terjadi karena dia telah benar-benar kecanduan. Padahal kebahagiaan yang dirasakan sama sekali bukan karena tembakau.
Jadi, kemungkinan yang terbaik untuk Anda adalah berhentilah berpikir bahwa merokok akan mengurangi stres dan meningkatkan kebahagiaan. Jika Anda berhenti merokok, mungkin Anda akan merasa stres selama beberapa hari. Tapi setelah Anda melewati masa-masa penyesuaian ini, percayalah Anda sedang menuju tubuh dan jiwa yang sehat. Otomatis, stres akan menjauh dari kehidupan Anda.
Menurut para ahli kesehatan, banyak penelitian telah membuktikan hal itu. Merokok sama sekali tidak dapat menghilangkan stres, dikutip dari Methods Of Healing.
Hasil penelitian menunjukkan, pada situasi tertentu kebanyakan perokok memang memiliki tingkat stres lebih tinggi dibandingkan orang tidak merokok. Setelah merokok, mereka berpikir merasa lebih lega dan santai, padahal yang dirasakan itu merupakan bentuk ketergantungan pada nikotin.
Memang benar bahwa Anda bisa merasa lega dan santai saat menghisap asap rokok. Tetapi, sebenarnya hal itu bukan karena rokok. Dengan kata lain, itu semua karena Anda telah kecanduan nikotin sehingga setiap kali stres datang Anda butuh nikotin.
Penelitian ini mengungkapkan fakta sebaliknya. Rokok tidak mengurangi stres, justru sebaliknya, stres Anda bisa meningkat gara-gara rokok.
Contoh sederhananya begini, ketika Anda sudah tidak tahan untuk merokok, sementara di kantong sudah tidak ada uang, maka Anda akan stres.
Atau, ketika Anda berkantor di gedung yang ada larangan merokok, hal ini bisa membuat Anda makin stres. Sudah stres karena pekerjaan, ditambah lagi stres karena tidak bisa memenuhi kecanduan Anda terhadap asap tembakau.
Penelitian kesehatan juga mengungkapkan, orang yang merokok memiliki perubahan suasana hati. Dia merasa bahagia ketika bisa merokok. Itu terjadi karena dia telah benar-benar kecanduan. Padahal kebahagiaan yang dirasakan sama sekali bukan karena tembakau.
Jadi, kemungkinan yang terbaik untuk Anda adalah berhentilah berpikir bahwa merokok akan mengurangi stres dan meningkatkan kebahagiaan. Jika Anda berhenti merokok, mungkin Anda akan merasa stres selama beberapa hari. Tapi setelah Anda melewati masa-masa penyesuaian ini, percayalah Anda sedang menuju tubuh dan jiwa yang sehat. Otomatis, stres akan menjauh dari kehidupan Anda.